Sindrom Refeeding pada Neonatus

Authors

  • Putri Maharani Tristanita Marsubrin Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
  • Kanya Lalitya Jayanimitta Sugiyarto KSM Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Universitas Indonesia,Depok, Indonesia
  • Marcella Amadea Widjaja KSM Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Universitas Indonesia,Depok, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23886/ejki.12.524.229

Keywords:

sindrom refeeding, neonatus, hipofosfatemia

Abstract

Refeeding syndrome (SR) adalah sekelompok gejala yang terjadi setelah pemberian nutrisi enteral atau parenteral pada pasien kekurangan gizi. Angka kejadian SR bervariasi yaitu hipofosfatemia 20–90%, hipokalemia 8,8–66,7%, dan hipomagnesemia 1–8,3%. Faktor risiko SR meliputi neonatus dengan kecil masa kehamilan (KMK), pertumbuhan janin terhambat (PJT), bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), prematur ekstrim, umbilical artery resistency index (UARI) tinggi, atau berat badan menurut panjang badan berdasarkan z-score <-2 standar deviasi (SD). Pemberian asam amino tinggi pada awal kehidupan secara bermakna dapat meningkatkan risiko SR termasuk hipofosfatemia berat pada BBLASR. SR dapat dicegah dengan melengkapi pemberian elektrolit (khususnya fosfat) pada awal pemberian nutrisi.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2024-09-11

How to Cite

Marsubrin, P. M. T., Sugiyarto, K. L. J., & Widjaja, M. A. (2024). Sindrom Refeeding pada Neonatus. EJournal Kedokteran Indonesia, 12(2), 229. https://doi.org/10.23886/ejki.12.524.229
Received 2023-11-07
Accepted 2024-09-02
Published 2024-09-11